Sabtu, 26 Februari 2011

ASPEK SOSIAL WAROENG



Keberadaan warung menjadi sarana sosialisasi di dalam masyarakat. Di warung bertemu beragam karakter orang dari berbagai latar belakang ekonomi dan sosial yang berbeda-beda.

Warung yang semula tempat transaksi jual beli, dengan bertemunya penjual (pemilik warrung) dengan pembeli, berbagai kebutuhan masyarakat berkembang menjadi suatu "institusi sosial". Warung menjadi "institusi sosial" tatkala tempat ini menjadi tempat berkumpul, nokrong serta ngobrol para pembeli atau orang yang sengaja nonkrong di warung.

Para pembeli yang semula hanya membeli apa yang dibutuhkan, karena sua sebab, misal: melepas lelah, bertemu teman atau sebab lainnya, kemudian duduk di tempat yang telah disediakan pemilik warung. Mereka ngobrol banyak topik masalah mulai dari yang ringan sampai yang berat. Inilah awal dari Warung menjadi suatu "institusi sosial".

Rabu, 23 Februari 2011

Aspek Ekonomi Waroeng



Keberadaan warung dapat dilihat sebagai aktifitas ekonomi. Dari aktifitas ekonomi yang meliputi produksi, distribusi dan konsumsi; warung terletak pada aktifitas distribusi.

Warung sebagai salah satu sarana distribusi berbagai produk menjadi garis terdepan (frontline) pemasaran berbagai produk kebutuhan manusia, terutama sembako. Dengan demikian warung menjadi garda depan dalam perekononomian, terutama di bumi Nusantara.

Warung menghubungkan produsen ---> Agen ---> Warung ---> Konsumen. Sehingga warunglah yang mengetahui dengan benar kebutuhan para konsumen yang sebagian besar adalah rakyat kecil.

Senin, 21 Februari 2011

WAROENG

Warung telah umum ada di semua tempat, terutama di pusat-pusat keramaian. Istilah warung mengacu pada tempat menjual bahan kebutuhan; seperti makanan, minuman dan sebagainya.

Keberadaan warung, di Nusantara menjadi aktifitas ekonomi kecil / mikro yang real atau nyata dengan modal minimal yang menggerakkan ekonomi masyarakat. Di mana-mana kita lihat warung sebagai tempat berkumpulnya berbagai bentuk atau jenis manusia baik sekedar melepas lelah maupun memenuhi kebutuhan seperti makan atau minum

Warung menjadi realitas ekonomi, sosial dan budaya masyarakat Nusantara. Keberadaannya telah berakar berabad-abad lamanya di bumi Nusantara.